Selasa, 05 Oktober 2010

SPIRITUAL TEACHING

Miftah jadi pisang, pak Anhar jadi monyet

Suatu ketika, di sebuah sekolah dasar, berlangsung sebuah dialog yang menarik antara seorang Guru dan

Muridnya. Miftah nama si murid, pak Anhar nama gurunya. Miftah dikenal sebagai bocah yang

berkemampuan verbal lebih baik dibanding anak lain dikelasnya. Sambil menyandarkan tubuhnya di bahu

pak Anhar yang sedang duduk ditaman sekolah, Miftah berbicara kesana kemari. Pak Anhar terlihat sabar

meladeni pe rkataan-perkataan Miftah yang nyeleneh dan kadang seperti tak jelas arahnya.

" pak Guru,,, kalo aku jadi pesawat, pak guru mau jadi apa?". tanya Miftah

setelah berfikir sejenak, pak Anhar menjawab, " pak guru mau jadii..... awan hitam yang sangat tebal "

" kenapa jadi awan hitam yang tebal ?"

" biar pesawatnya tidak bisa melihat pemandangan didepannya, terus tidak bisa terbang "

" waaaaah,,, pak guru curang! kalo gitu, aku mau jadi,,,,, jadi.... pohon kelapa yang sangat tinggi!! hayoo,,,

pak guru jadi apa???" tanya Miftah.

" pak guru mau jadi petir "

" kenapa petir ?"

" petir kan suka menyambar pohon yang tinggi. pohon kelapa itu akan pak guru sambar sampai roboh."

" waaaaah,,,, pak guru curang lagi !!! kalo gitu aku mau jadi,,,,,, mau jadi,,,jadi apa yaaa????

oya, jadi buah pisang saja. buah pisang yang sangat matang. pak guru mau jadi apa, coba????

" pak guru mau jadi monyet," jawab pak Anhar sambil menirukan gerak seekor monyet yang sangat lucu. "

biar kumakan semua pisang itu, nguuk... nguuk.... nguuk "

kali ini Miftah tidak bertanya lagi, ia hanya terbahak bahak sambil melihat tingkah lucu gurunya itu.

" pak guru monyet, teman-teman.... pak guru jadi monyet, awassss!!!! teriak Miftah sambil berlari pergi.



jika diukur dengan penalaran dewasa, pertanyaan-pertanyaan Miftah hanya ingin mengganggu Pak Anhar saja.Tetapi, bagi Pak Anhar yang sangat memperhatikan perkembangan anak didiknya, tingkah Miftah bukan lah hal negatif. Pertanyaan-pertanyaan Miftah harus di tanggapi, karena merupakan wujud kemampuan verbal yang dimilikinya.Miftah, juga anak-anak lainnya, sebenarnya lebih puas ketika obrolannya ditanggapi, ketimbang mereka diberi hadiah. dengan begitu mereka merasa diperhatikan dan disayang..

"Seorang guru yang mengajar karena panggilan jiwanya akan mengalirkan energi kecerdasan, kemanusiaan, kemuliaan, dan keislaman yang besar di dalam dada setiap muridnya"
`


from 'Pengantar : Mohammad Fauzil Adhim

1 komentar:

  1. Penulis Blog ini ternyata lebih mengharapkan tanggapan berupa komentar daripada hadiah berupa pujian bahwa essensi yang terkandung dalam percakapan itu SANGAT BAGUS...!!!
    Maaf! Pujian saya tersebut, saya batalkan, karena anda tidak mengharapkan itu kan?

    BalasHapus