Rabu, 23 Februari 2011


KB sistem kalender
Pengen berbagi pengalaman yang udah aku praktekin tentang KB sistem kalender, Alhamdulillah sepertinya cocok. Karena antara anak kedua dan ketigaku berjarak 5 tahun. Lumayan lama kan aku bisa bertahan dengan KB jenis ini. Awalnya dulu sempat takut juga. Setelah anak keduaku lahir cesar karena aku mengalami keracunan pada kehamilan dan terpaksa harus dikeluarkan walau belum waktunya lahir karena dikhawatirkan akan berakibat fatal bagi ibu dan bayinya, jadi setelah bolak balik di opname, *padahal waktu itu aku sehat2 aja kok* sambil menunggu waktu yang tepat buat di operasi, tepat tanggal 8 bulan 8 aku masuk ruangan yang sangat menakutkan. *lho! Kok malah cerita???!!!*
Jadi, karena aku gak dibolehin dokter pake KB jenis suntik dan pil. Aku jadi bingung... lha piye iki. Aku Cuma di bolehin pasang spiral aja. Meriding!! Denger namanya aja aku udah ilfil. Horor....
Kata dokterku setelah 2 minggu pasca melahirkan aku udah harus datang ke prakteknya buat di pasang spiral. OH NO...!!!
Jujur aja... aku nekad banget mutusin gak akan pake KB dalam bentuk apapun. (sory, sebagian isi di sensor karna gak layak dibicarakan). Lalu aku mulai mempelajari tentang siklus haidku setiap bulan, akhirnya aku tau dimana masa subur yang harus dihindari. Perhitungan caraku seperti ini:
Misalkan awal haid pada tanggal 3 januari sampai dengan tanggal 10 januari, maka aku menghitung masa subur itu 14 hari setelah haid terakhir ( tgl 10 ), berarti jatuh pada tanggal 24 januari, (kemungkinan besar masa subur pada tanggal ini). Lalu untuk berjaga-jaga atau “warning”, hindarilah berhubungan intim pada tanggal 20,21,22,23,24,25,26,27 & 28 *wew,,, kelamaan* hehehe, cari amannya aja daripada tekdung lagi,
 atau gunakan KB buat pasangan kita aja. *yang dewasa tau kan maksudnya*. Atau pake cara apalah...
Trus, hitung lagi 14 hari setelah itu ( dari tanggal 24 tadi ) berarti jatuh pada tanggal 7 februari. Nah, kemungkinan besar haid akan datang pada tanggal tersebut, atau bisa lebih cepat 2 hari dan bisa juga terlambat 2 hari. Tapi si dia pasti datang...
Yang aku sampaikan di atas adalah cara yang selama ini udah aku praktekan, tapi bagi yang ingin ngambil keputusan ber KB dengan sistem kalender, kudu cari tambahan sumber yang lain, misal : dengan menggunakan alat tes masa subur yang di jual bebas dengan media air seni perempuan untuk mengetahui kapan subur dan tidak subur dengan tingkat ketepatan 90 % sampai 95 %, atau menggunakan cara cek lendir leher rahim dengan jari. Cek kekentalan cairan lendir tersebut dengan meletakkan lendir antara jari telunjuk dan ibu jari, rekatkan keduanya lalu buat jarak 2 sampai 3 cm. Jika lendir putus maka tidak subur dan jika tidak putus maka sedang dalam masa subur. Cara ini mungkin hanya tepat 60 % sampai 70 % saja.
Masa subur berlangsung sekitar 3 hari, tapi bukan berarti di luar masa itu, wanita tidak mungkin hamil. Masa subur adalah waktu terbaik untuk terjadinya pembuahan. Jadi, di luar masa subur tidak menutup kemungkinan wanita untuk hamil. Apalagi dalam kondisi prima, sperma pria sanggup bertahan selama tujuh hari di rahim wanita.
Disarankan untuk banyak membaca sumber lain sebagai pelengkap, karena penulis tidak bertanggung jawab bila ada yang gagal dalam misinya. Walaupun hingga detik ini, penulis masih eksis pake sistem kalender.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar